Dukunglah dengan semangat kibaran cita gerak pramuka bangsa ini. Berawallah dari segala penjuru demi maju dan bermutu pramuka Indonesia. Mulailah bergerak dalam riak hidup berbangsa Indonesia melalui dunia kepelatihan kepramukaan
Jumat, 15 November 2013
Kamis, 14 November 2013
Kemah Pendidikan Karakter 2013: Jatim Gunakan Metode Kepramukaan secara Total
"Wih, sungainya sangat menarik untuk dilintasi," kata peserta dari Ponorogo. "Kegiatan ini sangat menantang," tambah peserta dari Lamongan. "Materi motivasi keindonesiaan juga cukup mengena. Kami sangat terbakar untuk membela NKRI," kata peserta dari Banyuwangi.
Komentar di atas sangat lumrah karena kegiatan Kemah Pendidikan Karakter (KPK) 2013 yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Jawa Timur secara penuh menyerahkan kepada Kwarda Jawa Timur untuk mengemas acaranya. Acara dikemas sesuai dengan keinginan peserta. Suyatno, selaku ketua perancang kegiatan mengakui bahwa KPK 2013 ini memang dirancang serius. "Kegiatan dirancang dengan sentuhan metode kepramukaan secara total. Alam bebas menjadi dasar. Pengalaman langsung dikuatkan. Sistem beregu dimantapkan. Kemudian, pelatih mengantisipasi dengan pola blok," ujar Kak Yatno, selaku Kapusdiklatda Jawa Timur itu.
KPK 2013 yang dilaksanakan di Jatijejer, Trawas, Mojokerto, pada 12 s.d. 15 November itu sangat disenangi oleh peserta. Peserta dibagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok Patriotisme dan Nasionalisme. Kedua kelompok dibedakan juga dari slayer yang dipakai. Jika kelompok pertama mengikuti kegiatan petualangan lintas lembah, sungai, dan hutan, kelompok lainnya menikmati kegiatan kepemimpinan yang dikemas dengan talam kerja dan lomba kriya, menggambar, menulis cerpen, cerdas cermat, dan membaca puisi. Kedua kelompok mendapatkan porsi yang sama namun jadwal yang berbeda.
Sebanyak 14 pandega racana di Unesa dan Poltekkes Dr Sutomo Surabaya membantu panitia untuk kegiatan alam bebas. Mereka mengerahkan semua potensinya demi adik-adiknya yang sedang menguatkan jati diri karakter bangsa. Kemudian, ada 6 pelatih dari Pusdiklatda Jawa Timur menangani kegiatan kepemimpinan dan lomba-lomba. Mereka bahu membahu untuk menykseskan kegiatan itu. Dinas Pendidikan Jawa Timur menyerahkan sepenuhnya pelaksanaan KPK 2013 ini. Ada kerjasama yang apik antara Dinas Pendidikan Jatim dengan Kwarda Jawa Timur.
Acara ditutup dengan api unggun. Peserta menampilkan kemampuan berseni. Unik dan menarik mewarnai acara api unggun itu. Pemberian hadiah bagi siswa yang berprestasiu juga dilakukan. Acara ditutup oleh Kapusdiklatda Jawa Timur, Dr. Suyatno, M.Pd.
Komentar di atas sangat lumrah karena kegiatan Kemah Pendidikan Karakter (KPK) 2013 yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Jawa Timur secara penuh menyerahkan kepada Kwarda Jawa Timur untuk mengemas acaranya. Acara dikemas sesuai dengan keinginan peserta. Suyatno, selaku ketua perancang kegiatan mengakui bahwa KPK 2013 ini memang dirancang serius. "Kegiatan dirancang dengan sentuhan metode kepramukaan secara total. Alam bebas menjadi dasar. Pengalaman langsung dikuatkan. Sistem beregu dimantapkan. Kemudian, pelatih mengantisipasi dengan pola blok," ujar Kak Yatno, selaku Kapusdiklatda Jawa Timur itu.
KPK 2013 yang dilaksanakan di Jatijejer, Trawas, Mojokerto, pada 12 s.d. 15 November itu sangat disenangi oleh peserta. Peserta dibagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok Patriotisme dan Nasionalisme. Kedua kelompok dibedakan juga dari slayer yang dipakai. Jika kelompok pertama mengikuti kegiatan petualangan lintas lembah, sungai, dan hutan, kelompok lainnya menikmati kegiatan kepemimpinan yang dikemas dengan talam kerja dan lomba kriya, menggambar, menulis cerpen, cerdas cermat, dan membaca puisi. Kedua kelompok mendapatkan porsi yang sama namun jadwal yang berbeda.
Sebanyak 14 pandega racana di Unesa dan Poltekkes Dr Sutomo Surabaya membantu panitia untuk kegiatan alam bebas. Mereka mengerahkan semua potensinya demi adik-adiknya yang sedang menguatkan jati diri karakter bangsa. Kemudian, ada 6 pelatih dari Pusdiklatda Jawa Timur menangani kegiatan kepemimpinan dan lomba-lomba. Mereka bahu membahu untuk menykseskan kegiatan itu. Dinas Pendidikan Jawa Timur menyerahkan sepenuhnya pelaksanaan KPK 2013 ini. Ada kerjasama yang apik antara Dinas Pendidikan Jatim dengan Kwarda Jawa Timur.
Acara ditutup dengan api unggun. Peserta menampilkan kemampuan berseni. Unik dan menarik mewarnai acara api unggun itu. Pemberian hadiah bagi siswa yang berprestasiu juga dilakukan. Acara ditutup oleh Kapusdiklatda Jawa Timur, Dr. Suyatno, M.Pd.
Kamis, 07 November 2013
KPD Jawa Timur Gunakan Pola Andragogi Sepenuhnya
Oleh Suyatno
Waktu yang disediakan 2 jam untuk materi kepemimpinan. Peserta membayangkan jam kepemimpinan akan diisi oleh peserta yang mengantuk, pasif, dan jenuh karena KPD sudah berjalan 4 hari dan sebelumnya mereka praktik melatih seharian. Jam kepemimpinan dianggap sebagai jam untuk beristirahat. Ternyata, anggapan itu keliru. Jam kepemimpinan justru tidak ada ceramah sedikit pun. Semua peserta aktif melakukan perenungan dan pemikiran akibat penugasan tiap orang.
Saya berpikiran juga seperti peserta, jam ini pasti menjenuhkan jika saya menggunakan pola ceramah meskipun dengan gaya orasi. Lalu, rencana melatih saya ubah dengan pola andragogi. Satu jam sebelum ke kelas, saya mengguntingi pekerjaan dari tukang taman sampai dokter, dari pelayan sampai pecundang, dan begitulah seterusnya. Jumlah kupon tulisan ada 70 pekerjaan. Tiap orang mendapatkan satu kupon.
Kelas saya buka dengan lagu dangdut Meggi Z. Peserta saya minta berdiri lalu berjoget mengikuti irama. Mereka berjoget, senang, dan bersuka ria. Tujuan sesi ini agar peserta melupakan persepsi yang lalu, berkonsentrasi di materi kepemimpinan, dan mereka berada dalam suasana riang saat belajar. Ternyata, kondisi itu sangat ampuh.
Kemudian, peserta menjelaskan isi profesi sesuai kupon mereka sambil menjelaskan ke teman depannya. Mereka berpasangan. Wih, riuh sekali. Mereka sangat memahami bahwa semua profesi mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Ada yang bermakna positif dan bermakna negatif. Sungguh mereka belajar secara individu tanpa harus digurui.
Pada tahap akhir, peserta menyatakan bahwa kepemimpinan yang baru saja bersama-sama dipelajari memberikan bekas di hati. Ternyata semua orang mempunyai gaya kepemimpinan yang unik untuk mencapai tujuan. Selamat menjadi pelatih.
Waktu yang disediakan 2 jam untuk materi kepemimpinan. Peserta membayangkan jam kepemimpinan akan diisi oleh peserta yang mengantuk, pasif, dan jenuh karena KPD sudah berjalan 4 hari dan sebelumnya mereka praktik melatih seharian. Jam kepemimpinan dianggap sebagai jam untuk beristirahat. Ternyata, anggapan itu keliru. Jam kepemimpinan justru tidak ada ceramah sedikit pun. Semua peserta aktif melakukan perenungan dan pemikiran akibat penugasan tiap orang.
Saya berpikiran juga seperti peserta, jam ini pasti menjenuhkan jika saya menggunakan pola ceramah meskipun dengan gaya orasi. Lalu, rencana melatih saya ubah dengan pola andragogi. Satu jam sebelum ke kelas, saya mengguntingi pekerjaan dari tukang taman sampai dokter, dari pelayan sampai pecundang, dan begitulah seterusnya. Jumlah kupon tulisan ada 70 pekerjaan. Tiap orang mendapatkan satu kupon.
Kelas saya buka dengan lagu dangdut Meggi Z. Peserta saya minta berdiri lalu berjoget mengikuti irama. Mereka berjoget, senang, dan bersuka ria. Tujuan sesi ini agar peserta melupakan persepsi yang lalu, berkonsentrasi di materi kepemimpinan, dan mereka berada dalam suasana riang saat belajar. Ternyata, kondisi itu sangat ampuh.
Kemudian, peserta menjelaskan isi profesi sesuai kupon mereka sambil menjelaskan ke teman depannya. Mereka berpasangan. Wih, riuh sekali. Mereka sangat memahami bahwa semua profesi mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Ada yang bermakna positif dan bermakna negatif. Sungguh mereka belajar secara individu tanpa harus digurui.
Pada tahap akhir, peserta menyatakan bahwa kepemimpinan yang baru saja bersama-sama dipelajari memberikan bekas di hati. Ternyata semua orang mempunyai gaya kepemimpinan yang unik untuk mencapai tujuan. Selamat menjadi pelatih.
Langganan:
Postingan (Atom)